Sabtu, 14 Februari 2009

STUDY KASUS KEADAAN BATUAN SEDIMEN DAERAH BANYUMAS
APLIKASI BATUAN SEDIMEN

Keadaan obyek yang diamati
Keadaan geologi di daerah tempat tinggal saya yaitu di daerah Purwokerto sulit sekali diamati karena sudah tidak ada daerah batuan yang lapang. Yang tersisa hanyalah bagunan-bangunan perumahan saja. Oleh karena itu saya mengambil obyek study kasus mengenai Aplikasi batuan sediment ini di daerah Patikraja, dan Gunung Tugel yang berjarak kurang lebih 7 kilometer dari kota Purwokerto.
Batuan sediment adalah batuan yang terbentuk dari akumulsi material hasil rombakan batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktifitas kimia maupun organisme yang diendapkan pada cekungan sedimentasi yang kemudian mengalami pembatuan. Dalam batuan sediment dapat dijumpai fragmen batuan maupun mineral. Mineral-mineral yang umumnya ditemukan dalam batuan sediment antara lain : kuarsa, feldspar, kalsit, dolomite, mika, dan mineral lempung. Batuan sediment terjadi dari pembatuan atau litifikasi hancuran batuan lain atau litifikasi hasil reaksi kimia atau biokimia. Sedangkan litifikasi sendiri berarti proses terubahnya materi pembentuk batuan yang lepas-lepas (unconsolidated rock-forming materials) menjadi batuan yang kompak keras (consolidated/coherent rocks). Litifikasi tersebut dapat terjadi melalui proses penyemenan (cementation), pemadatan (compaction), keluarnya air dari pori-pori karena pemadatan atau penguapan (desiccation), pengkristalan (crystallization).
Berdasarkan proses terjadinya batuan sediment dibedakan menjadi sediment klastik dan nonklastik. Batuan sediment klastik adalah batuan sediment yang terbentuk dari hasil litifikasi material-material hasil rombakan batuan yang telah ada sebelumnya. Sedangkan batuan nonklastik adalah batuan sediment yang terbentuk dari material-material hasil aktifitas kimia, biokimia, maupun biologis. Dari kedua macam mekanisme pembentukan batuan sediment tersebut dikenal tekstur klastik dan nonklastik.
Batuan sediment mudah sekali untuk kita temukan karena jumlahnya yang banyak di lingkungan sekitar kita ini.


Batuan sediment yang saya jadikan obyek merupakan batuan sediment klastik dengan struktur berlapis sejajar. Yang perlu diperhatikan pada batuan sediment bertekstur klastik adalah ukuran butir, dan bentuk butir. Pada foto diatas terlihat struktur yang berlapis-lapis secara sejajar.
Aplikasi batuan sediment
Batuan sediment memiliki jenis yang sangat beragam dan masing-masing jenis tersebut memiliki fungsi dan kegunaan yang beragam pula antara satu batuan dengan batuan lainnya. Batuan sediment yang berada pada daerah sekitar Paikraja dan Gunung Tugel ini sering dimanfaatkan oleh orang-orang atau warga masyarakat sekitar sebagai bahan bagunan atau untuk membuat peralatan rumah tangga seperti lumpang, pawon, cirri, mutu, dan peralatan lain-lain.
Lumpang merupakan sejenis alat landasan untuk menumbuk padi sehingga dapat menjadi beras yang kemudian akan diolah menjadi nasi untuk kebutuhan makan warga sekitar. Lumpang ini dipasarkan khususnya kepada warga masyarakat yang berada di pedesaan yang bermata pencaharian sebagai petani tradisional dimana kebanyakan dari mereka masih menggunakan alat-alat sederhana untuk bertani maupun mengolah makanannya. Namun seiring berkembangnya zaman, produksi lumpang ini menurun tajam yang berakibat semakin berkurangnya para produsen alat ini. Banyak orang yang dahulu memproduksi sekarang beralih kepada mata pencaharian lain Karen dinilai sudah tidak menjanjikan untuk ditekuni lagi. Sekarang yang tersisa menekuni ini kebanyakan adalah keturunan dari orang-orang tua para pembuat alat ini dan mereka tidak memiliki ketrampilan lain untuk beralih pekerjaan.
Pawon merupakan suatu alat yang digunakan untuk memasak, sama seperti dengan kompor. Perbedaannya adalah bahan bakarnya adalah kayu bakar dan pawon ini terbuat dari batu yang dibuat sedemikian rupa agar bisa digunakan sebagai alat untuk memasak. Sama halnya dengan lumpang, baik produksi maupun produsen alat ini juga semakin berkurang seiring dengan perkembangn zaman.
Alat rumah tangga lain yang biasanya diproduksi yaitu cirri-mutu. Alat ini digunakan untuk menghaluskan bumbu makanan. Produsen dari cirri-mutu mungkin tidak begitu menurun. Hal ini dikarenakan warga masyarakat masih menyukai menghaluskan bumbu-bumbu masakan dengan menggunakan alat ini dibandingkan menggunakan alat penghalus modern.

Pemanfaatan batuan sediment oleh para warga dilakukan secara sendiri-sendiri tidak terkoordinir satu dengan yang lainnya. Atau bisa disebut industri rumahan, jadi masing-masing orang bekerja mencari dan menemukan batu sebagai bahan sendiri atau dibantu oleh anggota keluarga yang lain kemudian dibentuk sedemikian rupa olehnya menjadi barang-barang untuk keperluan perlengkapan rumah tangga tersebut yang pada akhirnya akan dijual melalui tengkulak atau dijajakan oleh mereka sendiri baik di pasar ataupun dengan cara menawarkan dari satu rumah ke rumah lainnya.
Namun tidak seperti dahulu, sekarang sudah tidak banyak orang yang berminat menggunakan barang-barang yang terbuat dari batu tersebut, mereka lebih memilih untuk menggunakan barang-barang yang terbuat dari aluminium ataupun besi yang lebih kuat dan tahan lama dibandingkan barang yang terbuat dari batu. Sehingga hal ini mengakibatkan banyaknya masyarakat yang pada awalnya bekerja sebagai tukang pembuat barang-barang tersebut beralih menjadi buruh serabutan yang pada akhirnya menyebabkan tingkat kemiskinan warga di daerah kabupaten Banyumas menjadi bertambah besar karena pemerintah daerah belum mampu menyelesaikan permasalahan klasik seperti kasus-kasus seperti ini.
Selain pemanfaatan batuan untuk membuat barang-barang tersebut diatas sebenarnya masih sangat banyak pengapliksian batuan sediment yang lainnya. Seperti batuan yang digunakan sebagai barang kerajinan untuk hiasan di rumah, ataupun digunakan untuk bahan bangunan perumahan. Ada pula batuan sediment yang digunakan sebagai batu hiasan pada aquarium.

1 komentar: