Sabtu, 14 Februari 2009

POLA PENYALURAN

Semua sungai, baik besar maupun kecil mempunyai penyaluran cekungan atau drainage basin. Drainage basin adalah semua daerah yang dialiri oleh sungai dan tributary, tributary yaitu sungai kecil yang mengalir menuju sungai yang lebih besar ( Tarbuck & Lutgens, 1984, hal 219 ). Drainage basin dari satu sungai dipisahkan dengan drainage basin dari sungai lainnya oleh garis khayal yang disebut sebagai divide atau garis pembatas. Sungai pada sistem drainage basin terbagi menjadi dua, yaitu sungai intermittent dan sungai perennial. Sungai intermittent adalah sungai yang berair hanya pada musim hujan, sedangkan sungai perennial adalah sungai yang berair sepanjang tahun. Semua sungai yang saling berhubungan membentuk suatu pola penyaluran. Bentuk dari pola penyaluran adalah beraneka ragam, tergantung dari struktur geologi dan litologi penyusun.
PROSES EROSI PADA SUNGAI
Erosi adalah berpindahnya material – material batuan dan tanah akibat adanya aktifitas air permukaan, dalam hal ini yaitu sungai. Sungai mengerosi batuan melalui tiga cara, yaitu hydraulic action, solution, dan abrasi ( Plummer dkk, 2003, hal 230 ).
1.Hydraulic action adalah kemampuan aliran air untuk mencongkel dan memindahkan batuan atau sedimen. Besarnya tenaga aliran air dapat memecahkan batuan dan membawa material pecahan tersebut sepanjang channel.
2.Solution ialah erosi yang terjadi akibat adanya pelapukan, hasil pelapukan pada batuan tersebut akan bercampur dengan air membentuk semacam larutan kimia.
3.Abrasi yaitu penggerusan batuan atau sedimen yang dilewati oleh aliran air.
MEKANISME TRANSPORTASI SUNGAI
Sedimen mengalami transportasi oleh sungai melalui tiga cara, yaitu dengan mekanisme bed load, mekanisme suspended load dan mekanisme dissolved load. ( Plummer dkk, 2003:231 – 232 ).
Mekanisme bed load Partikel – partikel sedimen terangkut pada dasar sungai. Partikel – partikel tersebut umumnya berukuran butir gravel – sand.
Pada mekanisme bed load ada beberapa macam cara partikel – partikel tertransportasikan :
1.Traksi, yaitu pengangkutan dengan cara terseret pada dasar sungai.
2.Rolling, partikel – partikel tersebut tertransportasikan dengan cara menggelinding di dasar sungai.
3.Saltasi, partikel – partikel tertransportasikan dengan cara melompat – lompat pada dasar sungai.
4.Mekanisme suspended load
Material – material sedimen tertransportasikan oleh sungai dengan cara melayang – layang di atas dasar sungai oleh turbulensi air. Material – material yang terangkut dengan cara ini umumnya berukuran butir lanau sampai lempung.
Mekanisme dissolved load
Umumnya material yang tertransportasikan dengan cara ini merupakan larutan hasil pelapukan kimia, misalnya ion – ion bikarbonat, kalsium, potassium, sodium, klorit, dan sulfat.
PROSES DEPOSISI PADA SUNGAI
Proses deposisi berlangsung apabila sungai tidak dapat lagi mentrasportasikan material – material yang dibawanya. Menurut Thornbury (1964, hal. 164 – 165), hal tersebut dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain :
Penurunan kecepatan aliran sungai.
Adanya hambatan disepanjang channel, misalnya akibat adanya aliran lava atau gerakan massa.
Penambahan material – material yang ditransportasikan sungai.
Berkurangan debit aliran akibat perubahan iklim.
Proses deposisi yang berlangsung secara terus – menerus dapat membentuk dataran banjir, braided streams, endapan gosong, alluvial fan, dan delta. Di samping air, angin juga merupakan pelaku dalam proses erosi. Erosi oleh angin dibagi menjadi dua macam yaitu deflasi dan abrasi
Deflasi adalah proses perpindahan materi permukaan bumi yang lepas‑lepas disebabkan oleh tiupan angin.
Abrasi adalah pengikisan materi permukaan bumi oleh angin dan butir‑butir materi yang terangkut.
Hasil pengendapan oleh angin yang tebal dan luas dan terdiri dari butir‑butir kuarts, feldspar, mika dan kalsit berukuran butir lempung, lanau dan pasir.
Gerakan Massa
Gerakan massa adalah proses berpindahnya tanah atau batuan disebabkan oleh gaya gravitasi bumi.
Gerakan massa ada beberapa macam yaitu :
Creeping (rayapan tanah) yaitu gerakan massa tanah sepanjang bidang batas dengan batuan induknya. Gerakannya sangat lambat, tidak dapat diikuti dengan pengamatan mata langsung. Baru diketahui setelah nampak adanya pohon atau tiang listrik/telpon yang miring.
Mudflow (aliran lumpur) yaitu gerakan massa yang relatif cair dan gerakannya relatif cepat. Sebagai contohya adalah aliran lahar
Debris Flow (aliran bahan rombakan) yaitu gerakan massa bahan rombakan yang kering dan bersifat lepas. Gerakannya relatif cepat
Rock Fall (jatuhan batuan) dan debris fall (jatuhan bahan rombakan) yaitu gerakan massa batuan atau bahan rombakan yang jatuh bebas karena adanya tebing terjal menggantung. Gerakannya cepat.
Debris slide dan Rock slide (Geseran bahan rombakan dan geseran batuan) yaitu gerakan massa batuan atau bahan rombakan yang menggeser sepanjang bidang rata dan miring, misalnya di sepanjang permukaan bidang lapisan batuan.
Slump adalah geseran melalui bidang lengkung
Subsidence (Amblesan) adalah gerakan massa tanah atau batuan yang relatif vertikal secara perlahan‑lahan.
Gerakan massa dipengaruhi oleh faktor‑faktor
1.Kekompakan tanah atau batuan
2.Vegetasi
3.Kemiringan lereng
4.Berat massa tanah atau batuan serta massa benda di atasnya
5.Kandungan air
6.Adanya bidang pelincir yang miring
7.Getaran bumi baik oleh gempa bumi maupun oleh sebab lain seperti lewatnya kendaraan berat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar